Friday 23 September 2016

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN MENGGUNAKAN PESTISIDA SINTETIK

PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN MENGGUNAKAN PESTISIDA SINTETIK 2. KALIBRASI SPRAYER ( MENGHITUNG KECEPATAN JALAN DAN WAKTU APLIKASI ) (Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman) Oleh Nasrulloh Zein Maksum 1414121162 Kelompok 8 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada budidaya tanaman terdapat faktor penting yang dapat menyebabkan kerugian terhadap produksi tanaman. Tidak sedikit petani yang mengeluh akibat tanamannya terkena penyakit. Sudah banyak cara yang dilakukan petani untuk mengendalikan penyakit demi melindungi tanaman dan menjaga produktivitasnya. Pengendalian pun dilakukan dengan macam-macam cara, seperti dengan cra mekanik, fungisida sintetik, jamur entomoptogen, dan lain sebagainya (Semangun, 2002). Penggunaan pestisida dalam mengendalikan hama pengganggu secara kimiawi mempunyai kendala tertentu, terdapat faktor yang sangat menentukan efektifitasnya. Salah satu penyebab efektifitas adalah alat yang digunakan dalam aplikasinya. Pengetahuan mengenai alat semprot sangatlah penting bagi seorang yang akan melakukan pengendalian terhadap gangguan OPT. Pemakaian alat yang tepat serta dosis yang sesuai anjuran juga menentukan efektifitas dalam hal pengendalian hama pengganggu. Pestisida pada umumnya bersifat racun yang dapat membunuh organisme non-sasaran yang berguna bagi pengendalian hama dan penyakit secara alami. Tidak hanya hama dan penyakit non-sasaran yang dapat berdampak negatif tetapi juga nyawa pengguna juga bisa terancam bila penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Penggunaan pestisida harus mengikuti aturan yang tertera dalam label pestisida (Mujim, 2009). Alat alat yang digunakan untuk aplikasi tersebut tergantung dari jenis pestisida yang digunakan. Dalam mengendalikan hama dan penyakit tidak cukup dengan mengetahui ilmu dan konsep pengendaliannya. Berdasarkan kajian ilmu hama dan penyakit setelah dilihat dari berbagai aspek kehidupan maka ditemukan berbagai alat yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman baik sekala kecil ataupun perusahaan dan alat tersebut harus dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat keakuratan aplikasi dan persamaan kebutuhan larutan semprot. Oleh karena praktikum kalibrasi penting untuk dilakukan. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dilakukanya praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui cara aplikasi pestisida di lapangan. 2. Meghitung kecepatan jalan tenaga kerja. 3. Menghitung waktu yang diperlukan untuk aplikasi. II. METODOLOGI PRAKTIKUM 2.1 Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2016 di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. 2.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis berupa pensil atau pena, kertas, telepon genggam, semi automatic sprayer,ember, gelas ukur dan stopwatch. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air 2.3 Cara Kerja Adapun cara kerja praktikum ini yaitu dilakukan penghitungan laju kecepatan air permenit, kemudian dilakukan simulasi penyemprotan. Setelah itu dicatat waktu yang diperlukan untuk melakukan penyemprotan dengan jarak 5 meter. Dicatat waktu yang diperlukan. Kemudian dihitung kecepatan semprot dan dihitung waktu aplikasi semprot yang dibutuhkan. III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pengamatan Hasil pengamatan dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: No. Hasil 1. Untuk B 900 V = 0,39 m/menit T = 17,06 2. Untuk B 450 ke bawah V = 0,58 m/menit T = 17,2 3. Untuk B 450 ke atas V = 0,29 m/menit T = 17,22 3.2 Pembahasan Kalibrasi Kalibrasi adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui berapa banyak larutan semprot yang disemprotkan pada setiap satuan lahan. Kalibrasi adalah penyesuaian mekanisme kerja alat sesuai dengan standar baku. Standar bakunya adalah penyebaran herbisida secara rata di tempat/ lokasi lahan yang disemprot. Kalibrasi dilakukan dengan tujuan agar dalam penyemprotan dapat dilakukan dengan jumlah yang tepat ke arah sasaran dan penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif. Selain itu, kalibrasi dilakukan untuk memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida, dan memperkecil pencemaran lingkungan. Kalibrasi sangat perlu dilakukan agar kekeliruan pada saat aplikasi herbisida tidak terjadi. Kekeliruan dalam aplikasi herbisida menyebabkan berkurang dan berlebihnya dosis herbisida yang digunakan. Kedua hal tersebut sama-sama merugikan pengguna (Agrios, 1996). Manfaat kalibrasi: Menentukan takaran aplikasi dengan tepat, Mencegah pemborosan, dan Mengadakan penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan kasus, kalibrasi adalah menentukan volume semprot (Djojosumarto, 2004). Faktor yang mempengaruhi kalibrasi antaralain yaitu: Tenaga pengkalibrasi Tenaga pengkalibrasi harus memiliki keahlian dan ketrampilan yang memadai, karena hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya. Kemampuan mengoperasikan alat dan kemampuan visualnya, umumnya sangat diperlukan, terutama untuk menghindari kesalahan yang disebabkan oleh peralak maupun penalaran posisi skala. Periode kalibrasi Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan dari keduanya. Angin Kecepatan angin pada proses pengkalibrasian sangat menentukan hasil kalibrasi. Semakin cepat laju angin maka akan semakin cepat laju aliran semprot karena terbawa angina. Kondisi angin akan bereda tergantung pada tempat dilakukan praktikum pada ruang terbuka atau tertutup. Kecepatan berjalan dan kecepatan pemompaan Kecepatan berjalan seorang operator akan berbeda antara satu dengan yang lain, hal ini disebabkan tenaga yang berbeda dan waktu kalibrasi yang berbeda, semakin lama maka tenaga akan semakin berkurang Jenis nozzle Lebar kerja dari suatu nozzle akan mempengaruhi dari suatu aplikasi penyemprotan, semakin lebar jangkauan nozzle maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan dalam aplikasi (Pracaya, 1993). Praktikum dilakukan dengan 3 jenis ulangan lebar efektif semprot, yaitu penyemprotan dengan sudut 900, 450kebawah dan 450 keatas . Untuk900 didapat V = 0,39 m/menit dan T = 17,06 , untuk450kebawah diperoleh V = 0,58 m/menit dan T = 17,2 , dan untuk 450 keatas diperoleh V = 0,29 m/menit dan T = 17,22. Waktu tercepat diperoleh pada perlakuan 900hal ini karena terjadi keseimbangan antara jumlah larutan yang keluar yang terkena pada objek sasaran sehingga larutan yang keluar tidak terpantul oleh datangnya angina dari arah yang berlawanan. Kecepatan semprot yang terbaik diperoleh pada perlakuan 450kebawah, hal ini karena arah semprot operator lebih mengarah kebawah dan ini membuat operator lebih mudah untuk mengoprasikan sprayer sehingga operator bias lebih cepat dalam kecepatan jalan dan membuat kecepatan semprot meningkat. IV. KESIMPULAN Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Cara aplikasi pestisida dilapangan salah satunya dengan penyemprotan karena memilik tingkat efektivitas yang tinggi dibandingkan cara lain. 2. Kecepatan jalan tenaga kerja dipengaruhi oleh operator aplikasi karena antara seorang operator dengan operator berbeda dalam aplikasi pestisida. 3. Waktu aplikasi pestisida dipengaruhi oleh jenis nozzle, jenis sprayer dan kecepatan jalan serta kecepatan pemompaan, semakin lebar jangkauan kerja nozzle maka semakin cepat waktu aplikasi yang dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Agrios,G.N.1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Mujim, Subli. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Tumbuhan (Buku Ajar). 2009. Bandarlampung. Universitas lampung. Pracaya.1993. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebas Swadaya. Jakarta. Semangun .2002 . Penyakit-penyakit Tanaman Hortikutura di Indonesia. GadjahMada University Press. LAMPIRAN Perhitungan Nosel tegak lurus dengan badan 900 a. V= Q/(B x N) = 2,42/(1,5 x 4,13) = 2,42/6,19 = 0,39 m/menit b. T= K/V x I/(B ) = 2/0,39 x 5/(1,5 ) = 5,12 x 3,33 = 17,06 Nosel tegak lurus dengan badan 450 ke bawah a. V= Q/(B x N) = 2,42/(1 x 4,13) = 2,42/4,13 = 0,58 m/menit b. T= K/V x I/(B ) = 2/0,58 x 5/(1 ) = 3, 44 x 5 = 17,2 Nosel tegak lurus dengan badan 450 ke atas V= Q/(B x N) = 2,42/(2 x 4,13) = 2,42/8,26 = 0,29 m/menit b. T= K/V x I/(B ) = 2/0,29 x 5/(2 ) = 6,89 x 2,5 = 17,22

No comments:

Post a Comment