Tuesday 27 September 2016

Laporan fosfor tersedia dasar-dasar ilmu tanah 2016

FOSFOR TERSEDIA  

 LEMBAR PENGESAHAN

 Judul Praktikum : Fosfor Tersedia
 Tempat Praktikum : Laboratorium Ilmu Tanah
 Tanggal Praktikum : 10 November 2014
 Jurusan : Agroteknologi
 Fakultas : Pertanian
 Kelompok : 8 (Delapan)
 Bandar Lampung, 10 November 2014
 Mengetahui Asisten
 Ria Rianti
 NPM. 1114121164  

 PENDAHULUAN

 Latar Belakang

 Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut berada dalam bentuk organik dan anorganik. Dalam bentuk organik, fosfor dapat berupa gula posfat dan hasil oksidasinya berupa nukleoprotein dan fosfoprotein. Sedangkan dalam senyawa anorganik meliputi ortofosfat dan polifosfat. Senyawa organik posfat dalam air laut pada umumnya dalam bentuk ion (orta) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion posfat dan 90% dalam bentuk H(PO4)2. Posfat merupakan unsur yang penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme (Hutagalung dkk. 1997).
 Di perairan, unsur fosfat tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai elemen melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut dan senyawa organik yang berupa partikulat. Fosfor berbentuk kompleks dengan ion besi dan kalsium pada kondisinaerob, bersifat tidak larut dan mengendap padt sediment sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh algae akuatik (Jeffries dan Mills, 1996).
 Metode Bray dan Kurtz, umumnya dikenal dengan metode Bray dan Kurtz dibedakan atas Bray no.1 HCl 0,025 N + NH¬4F 0,3 N dan Bray no.2 HCl 0,1 N + NH4F 0,3 N. Metode ini dikembangkan untuk tana masam tetapi juga baik untuk tanah netral. Mereka memakai ion F dengan dasar pertimbangan bahwa F dapat mengkompleksikan Al dan Fe sehingga fosfat dapat dibedakan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada metode ini adalah waktu pengocokan dan perbandingan larutan ekstraksi tanah. Penetapan fosfor tanah bagi tanaman khususnya untuk pertumbuhan banyak dilakukan, namun belum ada metode penetapan P tersediayang dapat dianjurkan secara pasti karena dipengaruhi oleh faktor sifat tanah, fasilitas dan tenaga. Terdapat dua tahap pengujian tanah yaitu persiapan dari larutan ekstraksi P dan pengujian kandungan P dalam larutan.

 Tujuan
 Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
 Menentukan cara menghitung kandunga fosfor dalam tanah 
Mengetahui siklus fosfor yang terjadi 
Mengetahui faktor yang mempengaruhi ketersediaan P dalam tanah
 Mengetahui gejala kekurangan fosfor pada tumbuhan.  


 TINJAUAN PUSTAKA

 Fosfor merupakan salah satu nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Fosfor dapat ditemukan sebagai fosfat dalam beberapa mineral tanaman dan merupakan unsur pokok dari protoplasma. Fosfor terdapat dalam air sebagai ortoposfat. Sumber fosfor alami dalam air berasal dari pelepasan mineral dan biji-bijian (Bausch, 1974). Fosfor berupa berbagai senyawa logam transisi atau atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambahkan tembaga atau perak, dan zink silikat (ZnSiO4) yang dicampur dengan mangan. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibuthkan dalam jumlah banyak. Fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan walaupun jumlahnya lebih kecil dari kalium dan nitrogen. Unsue ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Fosfor juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah (Indranada, 1994).

 Secara umum dalam siklus P terlihat bahwa kadar P-larutan tanah merupakan hasil keseimbangan antara suplay P dari pelapukan mineral-mineral P, pelapukan P terfiksasi dan mineralisasi P-organik dan kehilangan P berupa immobilisasi oleh tanaman. Fiksasi dan pelindian P tanah-tanah tua di Indonesia umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P berkemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P (Hanafiah, 2005).  

 Fosfat terdapat dalam 2 bentuk yaitu H2PO4-, HPO42-, dan PO42-. Fosfat umumnya diserap oleh tanaman dalm bentuk ion ortofosfat primer H¬2PO¬4- atau ortofosfat sekunder H2PO42- sedangkan PO43- lebih sulit diserap oleh tanaman. Bentuk yang paling dominan dari ketiga fosfat tersebut bergantung pada pH tanah. Pada pH rendah, tanaman lebih banyak meyerap ion fosfat primer dan pada pH yang tinggi, ion ortofosfat sekunder lebih banyak diserap oleh tanaman (Hanafiah, 2005).

Sumber fosfat yang ada dalam tanah sebagai mineral yaitu batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman dan bahan organik lainnya. Perubahan fosfat organik menjadi fosfat anorganik dilakukan oleh mikroorganisme. Selain itu penyerapan fosfat juga dilakukan oleh liat dan silikat (Isnaini, 2006). Tanaman menyerap P dalam bentuk ion ortofosfat dan ion ortofosfst sekunder. Selain itu, unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain yaitu tiroposfat, dan metaposfat, bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa organik yang larut dalam air. Misalnya asam nukleat dan phitin. Kadar optimal fosfor pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% dan 0,5% dari berat kering tanaman. Di dalam tanah kandungan P total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang bisa tersedia bagi tanaman (Tan, 1992).

 Pangujian tanah ada 2 tahap yaitu persiapan dari larutan ekstraksi P dan pengujian P dalam larutan. Beberapa metode kalorimeter tersedia untuk menguji P tersedia dalam larutan. Ekstraks asam klorida dan asam fluorida yang berisi campurannya bertujuan untuk memudahkan pemindahan asam terlarut P dengan pembentukan kompleks ion dalam larutan asam lebih sensitif (Torus, 2012).  


 METODOLOGI PERCOBAAN

 Alat dan Bahan

 Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca anilitik, erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, pipet 2 ml, kertas saring, botol kocok 50 ml, mesin pengocok/shaker, spektrofotometer, dan rubble bulb. Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah contoh tanah, pengekstrak Bray dan Kurtz 1, pereaksi P pekat, asam askorbat, aquades, pereaksi pewarna P, dan deret standar PO¬4 (0; 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 ppm). Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan dalam praktikum ini yaitu:    

 HASIL DAN PEMBAHASAN

 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah:

Tabel 1 Standar Deret standar P2O5 (ppm) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 Transmitan 100 61 57 23 18 16 Absorbansi 0 0,21 0,24 0,64 0,74 0,80 Tabel 2 No Tanah Transmitan Absorbansi P tersedia 1 A 19 0,72 20,83 2 B 37 0,43 12,32 Pembahasan Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan transmitan dari masing-masing deret standar 0; 0,5; 1; 1,5; 2;dan 2,5 ppm adalah 100, 61, 57, 23, 18, dan 16. Sedangkan absorbansinya adalah 0; 0,21; 0,24; 0,64; 0,74; dan 0,80. Dari tanah A hitam dan tanah B merah didapatkan nilai P tersedia sebesar 20,83 dan 12,32. Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat dan ion ortofosfat sekunder. Selain itu unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain yaitu bentuk piroposfat, metaposfat dan bahkan ada kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa organik yang larut dalam air. Misalnya asam nukleat dan phitin. Di dalam tanah kandungan P total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang bisa tersedia bagi tanaman (Tan, 1992).

 Fosfor berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah, bahan pembentuk inti sel dan dinding sel, mendorong pembentukan klorofil, penting untuk enzim-enzim pernapasan, penting dalam cadangan dan transfer energi (ATP + ADP), komponen asam nukleat (RNA dan DNA), merangsang pembelahan sel, memperbesar jaringan sel dan berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman baik fotosintesis maupun respirasi (Hanafiah,2005).

 Dalam media asam, ortofosfat membentuk kompleks berwarna kuning dengan ion molibdat. Dengan adanya asam askorbat dan antimon, kompleks fosfomolibdat berwarna biru terbentuk. Warna biru dapat bervariasi tergantung dari kondisi redoks dan pH (Walinga, 1995).

 Faktor yang mempengaruhi ketersediaan P dalam tanah adalah tipe liat, reaksi tanah, waktu reaksi, temperatur, dan kandungan bahan organik dalam tanah (Winarso, 2005). Karakterisasi P yaitu, fosfor bergerak lambat dalam tanah. Pencucian buakan masalah kecuali pada tanah berpasir. Fosfor lebih banyak dalam bentuk anorganik dibandingkan organik. Di dalam tanah, kandungan P tinggi, tetapi hanya sedikit yang tersedia bagi tanaman (Hanafiah,2005).

Gejala yang ditimbulkan karena kekurangan P adalah tanaman akan mempunyai jaringan yang kecil, pertumbuhan akan terhambat, warna daun akan menjadi lebih gelap, pada tanaman jagung warna daun akan menjadi keunguan dan kecoklatan, menghambat pembentukan antosianin, reduksi pertumbuhan, tanaman kerdil menunda pemasakan buah,dan biji akan mengalami kegagalan saat pembentukan (Tan, 1992).

 Siklus P hanya terjadi melalui air, tanah dan sedimen. Dalam suasana siklus P dapat ditemukan sebagai partikel debu yang sangat kecil bergerak perlahan-lahan dari endapan di darat dan di sedimen. Daur P tersedia akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk P akan tersedia dan terbawa sebagai sedimen ke permukaan dasar laut dan dikembalikan ke daratan. Siklus atau daur P diawali dengan pembentukan fosfat anorganik oleh alam. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-) dan banyak terdapat dalam batu-batuan (Efendi, 2003).

 P pada fosfat alam bersifat kurang tersedia, karena P terikat oleh Ca, sehingga pupuk fosfat alam lebih cocok diaplikasikan pada tanah masam. Pada tanah masam kelarutan fosfat meningkat karena pengaruh ion H+ akan mempengaruhi ketersediaan P bagi tanaman. Fosfat dibutuhkan tanaman caisin dalam jumlah tinggi agar daun dapat tumbuh dengan baik, berperan dalam pembentukan ATP, mempercepat daunmenjadi tua atau dewasa, dan memperbaiki kualitas daun (Kusumasari dkk, 2004). Rock fosfat merupakan batuan yang terdapat di dalam tanah sebagai bahan utama pembentukan senyawa fosfat (P) sedangkan TSP merupakan bentuk modifikasi dari senyawa fosfat (P), karena jika diberikan dalam bentuk fosfat (P) pada tanaman maka tanaman akan sulit menerima senyawa tersebut.  


 KESIMPULAN

 Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah:
 Jumlah P tersedia tanah A berwarna hitam lebih besar dari pada jumlah P tersedia pada tanah B berwarna merah yakni 20,83 dan 12,32.
 Siklus P yang terjadi di alam hanya melalui air, tanah, dan sedimen sedangkan pada tanah tidak ada karena P tidak tersedia di udara.
 Faktor yang mempengatuhi ketersediaan P adalah tipe liat, waktu reaksi, rekasi tanah, temperatur dan kandungan bahan organik tanah.
 Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan P adalah tanaman akan mempunyai jaringan yang kecil, pertumbuhan akan terhambat, warna daun menjadi gelap, menghambat pembentukan antosianin, reduksi pertumbuhan, dan penundaan pemasakan buah.  

 DAFTAR PUSTAKA
 Bausch. 1974. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Erlangga. Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Erlangga.
 Hanafiah. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo.
 Hutagalung, H.P, Deddi S, Riyana H. 1997. Metode Analisis Air Laut Sedimen dan Biota. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
 Indranada, K.H. 1994. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
 Isnaini. 2006. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jeffries dan Mills. 1996.
Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press.
 Kusumasari A.C, Budisantoso I., Dwiati M. 2004. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisin (Brassica chinenchis C) pada Berbagai Jenis Pupuk Organik dan Pupuk Fosfat Alam. Purwokerto: Fakultas Biologi Unsoed.
 Tan, H.K. 1992. Dasar-dasar Kimia Tanah. Yogyakarta:UGM Press. Torus. 2012. Kimia Tanah. Bandung: CV Buana.
 Walinga, I. 1995. Plant Analisis Manual. Dordreca: Kluwer.
 Winarso. 2005. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Yogyakarta: UGM Press.  






 LAMPIRAN   PERHITUNGAN Absorbansi Deret Standar P2O5¬ Nilai Absorbansi = 2 – log (T) T=100 Absorbansi = 2 – log (100) = 2 – 2 = 0 T=61 Absorbansi = 2 – log (61) = 2 – 1,785 = 0,215 T=57 Absorbansi = 2 – log (57) = 2 – 1,755 = 0.245 T=23 Absorbansi = 2 – log (23) = 2 – 1,362 = 0,638 T=18 Absorbansi = 2 – log (18) = 2 – 1,255 = 0,745 T= 16 Absorbansi = 2 – log (16) = 2 – 1,204 = 0,796 Tanah A Absorbansi = 2 – log (19) = 2 – 1,279 = 0,721 Tanah B Absorbansi = 2 – log (37) = 2 – 1,568 = 0,432 Y = 0,340X + 0,014 Menghitung nilai X Tanah A Y = 0,340X + 0,014 X = (Y-0,014)/0,340 X = (0,721-0,014)/0,340 X = 2,080 Tanah B Y = 0,340X + 0,014 X = (Y-0,014)/0,340 X = (0,432-0,014)/0,340 X = 1,229   Menghitung kadar P tersedia Tanah A P tersedia = 20/2 ×X ×fp = 20/2 ×2,080 ×1 = 20,80 Tanah B P tersedia = 20/2 ×X ×fp = 20/2 ×1,229 ×1 = 12,29   ACC FOSFOR TERSEDIA Standar Deret standar P2O5 (ppm) 0 0,5 1 1,5 2 2,5 Transmitan 100 61 57 23 18 16 Absorbansi 0 0,21 0,24 0,64 0,74 0,80 No Tanah Transmitan Absorbansi P tersedia 1 A 19 0,72 20,83 2 B 37 0,43 12,32 Absorban = 2 – log (T) T = Transmitan Y = a + bX Fosfor = 20/2 ×ppm P dalam larutan tanah (X)×fp(fp=1) Pembahasan Bahas data Tanaman menyerap P dalam bentuk apa? Ion apa? Peranan P Penjelasan mengenai larutan kerja Faktor pengaruh ketersediaan P Sifat unsur P Perbedaan rock fosfat dan TSP dari jurnal (jurnal diprint dan dikumpul).

2 comments: