KALIBRASI DALAM
APLIKASI INSEKTISIDA
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tanaman)
Oleh
Nasrulloh Zein Maksum
1414121162
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman pertanian sering diganggu
atau dirusak oleh organisme pengganggu yang secara ekonomis sangat merugikan
petani. Organisme pengganggu tanaman ini
dikenal sebagai hama tanaman, penyakit tanaman, dan gulma (tumbuhan pengganggu). Organisme pengganggu tanaman sering disingkat
OPT. Untuk menghindari kerugian karena
serangan OPT, tanaman perlu dilindungi dengan cara mengendaliakan OPT tersebut.
Dengan istilah “mengendalikan”, OPT tidak perlu diberantas habis karena memang
tidak mungkin. Dengan usaha pengendalian, populasi ataua tingkat kerusakan
karena OPT ditekan serendah mungkin sehingga secara ekonomis tidak merugikan(Djojosumarto,
2004).
Dalam aplikasi formulasi pestisida
alat yang digunakan tergantung dan bervariasi. Pestisida yang berbentuk butiran
untuk menyebarkannya tidak membutuhkan alat khusus, cukup dengan ember atau
alat lainnya yang bisa dugunakan untuk menampung pestisida tersebut dan
sarungtangan agar tangan tidak berhubungan langsung dengan pestisida. Pestisida
berwujud cairan (EC) atau bentuk tepung yang dilarutkan (WP atau SP) memerlukan
alat penyemprot untuk menyebarkannya. Sedangkan pestisida yang berbentuk tepung
hembus bisa digunakan alat penghembus. Pestisida berbentuk fumigant dapat
diaplikasikan dengan alat penyuntik, misalnya alat penyuntik tanah untuk
nematisida atau penyuntik pohon kelapa untuk jenis insektisida yang digunakan
memberantas penggerek batang. Semua alat
yang digunakan untuk mengaplikasikan pestisida dengan cara penyemproan disebut
alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme kerjanya, sprayer
berfungsi untuk mengubah atau memecah larutan
semprot yang dilakukan oleh nozzle,
menjadi bagian-bagian atau butiran-butiran yang sangat halus (droplet). Pada
alat pengkabut (miss blower) dimasukkan kedalam pengertian sprayer(Djojosumarto,
2004).
Pada
setiap alat tersebut akan terdapat nozzle untuk mengubah partikel air kedalam
bentuk yang lebih kecil. Terdapat
beberapa tipe dan jenis nozzle dalam sprayer, dan dalam pemakaianya harus
dikalibrasi agar sesuai dengan fungsi tersebut, untuk itu dilakukanlah
praktikum ini agar pengetahuan praktikan bertambah.
1.1
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui banyaknya cairan semprot untuk
setiap satuan luas lahan.
2. Mengetahui manfaat kalibrasi.
3. Mengetahui jenis nozzle yang tepat untuk
sprayer.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah knapsack sprayer,
pena,kertas dan kalkulator.
Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan pestisida.
2.2 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur
percobaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dijelaskan mengenai praktikum
kalibrasi aplikasi insektisida oleh asisten.
2. Simulasi penyemprotan dilakukan dan dicatat
waktu yang diperlukan.
3. Studi kasus diberikan pada praktikan lalu
dihitung menggunakan ketentuan rumus kalibrasi.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Perhitungan
Adapun
perhitungan yang diperoleh setelah dilakukan praktikum adalah sebagai berikut:
Soal
I
Diketahui
laju aliran semprot dari nozzle adalah 5 l/menit,volume semprot 400l/ha, hitung
kecepatan semprot jika penyemprotan menggunakan nozzle berwarna kuning!
Jawab:
Diketahui
F: 5 l/menit
A: 400l/ha
R: Kuning( 1 meter)
Ditanya
D: ?
A=
400=
400D=
50.000
D=
=125m/menit.
Jadi
kecepatan semprot adalah 125 m/menit.
Soal
II
Diketahui
laju aliran semprot dari nozzle adalah 430ml/menit,warna nozzle yang digunkan
adalah warna hijau, dan dilakukan simulasi penyemprotan dipeoleh dan . Hitunglah volume
semprot!
Jawab:
Diketahui
F: 430ml/menit = 0,43 l/menit
R: Hijau( 0,5 meter)
: 10,5 s
9,8 s
Jarak
simulasi: 10 meter
Ditanya A:
?
A = D==
D=
D=
58,82 m/s
D=
D=
10,15 s = 0,17 menit
A
=
A=
A=
A=
146,208l/ha
Jadi
volume semprot yang dibutuhkan sebanyak 146,208 l/ha.
3.2 Pembahasan
Pada
praktikum yang telah dilakukan diperoleh data terhadap kasus soal yang
diberikan, setiap kelompok diberikan satu soal untuk didiskusikan antar anggota
kelompok pada soal I di peroleh kecepatan semprot(D) sebesar 125 m/menit. Hal ini dapat dikatakan penyemprotan
dilakukan terlalu cepat, sehingga dapat membawaa pengaruh dalam hasil
penyemprotan. Pada kasus soal 2 didapatkan perhitungan berupa volume semprot
yang diperlukan per hektar sebesaar 146 liter, hal ini belum memenuhi standar
penyemprotan dikarenakan dalam 1 ha diperlukan vollume semprot sebesar 300l.
Dari perhitungan diatas dapat diketahui semakin besar nilai F( laju aliran
semprot dari nossel) maka akan semakin banyak larutan insektisida yang di
perlukan untuk setiap satuan luas dan begitu pula sebaliknya. Jika nilai R (Lebar bidang semprot) semakin
besar maka penyemprotan akan semakin cepat,karena jangkauan nossel lebih lebar
pada setiap lahan, dan begitu juga sebaliknya. Dalam kecepatan penyemprotan
diperlukan kesesuaian antara laju aliran semprot dengan kecepatan
semprot,ketika nilai kecepatan
penyemprotan semakin besar maka pekerjaan akan cepat selesai tetapi apabila
terjadi ketidaksesuaian antara F dengan D maka dampak terlihat pada hasil
penyemprotan.
Kalibrasi
adalah mengukur berapa banyak larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat
semprot (sprayer), sehingga dapat mengetahui berapa banyak larutan semprot yang
disemprotkan pada setiap satuan lahan.
Adapun manfaat kalibrasi antara lain:
· Menentukan
takaran aplikasi dengan tepat,
· Mencegah
pemborosan, dan
· Mengadakan
penyeragaman perhitungan aplikasi. Dalam kebanyakan kasus, kalibrasi adalah
menentukan volume semprot.
Tujuan
dilakukannya kalibrasi adalah unttuk mengetahui banyaknya cairan semprot yang
dibutuhkan untuk setiap satuan lahan. Jika
ditemukan ketidaksesuaian dalam kalibrasi maka dapat dilakukan hal-hal berikut:
a.
Menaikan volume semprot,
Caranya:
· Menggunakan
nozzle yang lebih besar (angka curahnya lebih besar)
· Menaikan
tekanan pompa atau tekanan dalam tangki sprayer
· Mengurangi
kecepatan penyemprotan
· Mengurangi
lebar gawang
b.
Mengurangi volume semprot
Caranya:
· Menggunakan
nozzle yang lebih kecil (angka curahnya rendah)
· Menurunkan
tekanan dalam tangki atau tekanan pompa. Menurunkan tekanan dalam pompa
terkadang ukuran dropletnya menjadi lebih besar.
· Mempercepat
kecepatan aplikasi
· Melebarkan
angka lebar gawang (Marwoto.
1992).
Dalam
pengkalibrasian dilakukan simulasi metode waktu yaitu dengan cara berjalan
dengan melakukan penyemprotan yang ditentukan jarak tempuh dan ditentukan
waktunya, misalkan jarak semprot 10 cm maka dihitung berapa waktu yang
diperlukan untuk dua kali ulangan, pada ulangan pertama maka dicatat T1
kemudian untuk ulangan kedua dicatat T2. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan
keakuratan kecepatan rata-rata
Fungsi
utama nozzle adalah memecah (atomisasi) larutan semprot menjadi butiran semprot
(droplet). Fungsi lainnya dari nozzle
adalah
· Menentukan
ukuran butiran semprot (droplet size)
· Mengatur
flow rate (angka curah)
· Mengatur
distribusi semprota, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan, dan
Lebar semprotan(Dirjen
Bina, 2002).
Nozzle
sprayer (knapsack sprayer) pertanian selama ini dikenal dengan tipe, yaitu cone
nozzle (nozzle kerucut), flat fan nozzle (nozzle kipas) , even flat nozzle,
nozzle polijet, dan nozzle lubang empat.
1.
Cone nozzle (nozzle kerucut)
Knapsack
sprayer - nozzle kerucutSolid cone nozzle menghasilkan semprotan halus. Pola
semprotan berbentuk bulat (kerucut). Terdiri dari 2 tipe, yaitu zolid/full cone
nozzle dan Hollow cone nozzle.
Solid
cone nozze pola semprotan bulat penuh berisi, sedangkan hollow cone nozzle
menghasilkan semprotan berbentuk kerucut bulat kosong.
Digunakan
terutama untuk aplikasi insektisida dan fungisida.
2.
Flat Fan Nozzle (nozzle kipas standar)
Knapsack
sprayer - nozzle kipas standarFlat fan nozzle menghasilkan pola semprotan
berbentuk oval (V) atau bentuk kipas dengan sudut tetap (65o – 95o). Untuk
mendapatkan sebaran droplet yang merata diusahakan melakukan penyemprotan
dengan saling tumpang tindih (overlapping). Digunakan terutama untuk aplikasi
herbisida, tetapi bisa juga digunakan untuk fungisida dan insektisida
3.
Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)
Knapsack
sprayer kipas rataEven flat nozzle memiliki pola semprot berbentuk garis.
Butiran semprot tersebar merata. Pada tekanan rendah digunakan untuk aplikasi
herbisida pada barisan tanam atau antar barisan tanam.
Pada
tekanan tinggi, digunakan untuk aplikasi insektisida pada pengendalian vektor.
Ukuran butiran semprot sedang hingga halus.
4.
Nozzle Polijet
Knapsack
sprayer nozzle polijetPola semprotan pada dasarnya berbentuk garis atau cerutu.
Butiran semprot agak kasar hingga kasar. Tidak atau sangat sedikit menimbulkan
drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida.
5.
Nozzle lubang empat
Knapsack
sprayer - nozzle lubang empatNozzle ini menghasilkan pola semprotan berbentuk
kerucut. Butiran semprot halus sampai agak halus (tergantung tekanan). Flow
rate tinggi (karena jumlah lubangnya empat) karena itu cenderung boros. Umumnya
digunakan untuk aplikasi insektisida dan fungisida(Mugnisjah,1995).
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah
tertentu
bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke
objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit).
Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan
tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran
semprot. Sprayer adalah alat/mesin yang
berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi
butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida
yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &
penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang
sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &
penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet
aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai
dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan(Triharso. 2004)
Jenis-jenis
sprayer adalah
1. Knapsack sprayer
Knapsack
sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling umum
digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau
diperkebunan.Prinsip kerjanya adalah:Larutan dikeluarkan dari tangki akibat
dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan
tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari
tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan
ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan
selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa
diusahakan konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan
sebesar itu diperoleh dengan cara mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga
tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus
digerakan sekali naik-turun.Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi
berkisar antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer
antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB.
2)
Motor Sprayer
Sprayer
jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang
berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer
bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung,
ditarik dengankendaraan, diletakan di atas tanaH, dibawa pesawat terbang, dan
sebagainya. Contoh motorsprayer adalah mist blower power sprayer, dan boom
sprayer.Keuntungan dengan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya
sangat luasdengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran
walaupun sangat lebatdan minim tenaga kerja.
Nozzle
mempunyai lebar bidang penyemprotan dan ditandai dengan warna yaitu:
Merah : 2 Meter Kuning :
1 Meter
Biru : 1,5 Meter Hijau :0,5 Meter
(Triharso. 2004).
IV. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Cairan semprot yang dibutuhkan untuk setiap
satuan luas lahan dapat dihitung dengan rumus kalibrasi yaitu: A =
2. Manfaat kalibrasi adalah untuk mencegah
pemborosan insektisida,menyeragamkan perhitungan dan menentukan ukuran/takaran
yang tepat dalam aplikasi
3. Jenis nozzle yang tepat pada sprayer adalah
dengan menyesuaikan antara nozzle dengan jenis objek yang akan dilakukan
penyemprotan.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen Bina Produksi Tanaman. 2002. Pemetaan Daerah Endemis OPT penting pada tanaman Pangan. Pangan
Buku 1. Pangan Balai Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan. Jakarta.
Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Marwoto. 1992. Masalah
pengendalian hama Blimbing di tingkat
petani. hlm. 37−43. Risalah Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu Tanaman
Blimbing. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Malang.
Mugnisjah,W.Q. dan Setiawan, A. 1995. Produksi Benih. Bumi Aksara
Jakarta.
Triharso. 2004. Dasar-Dasar
Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press . Yogyakarta.
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment