PENGENALAN
SERANGGA EXOPTERYGOTA
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tanaman)
Oleh
Nasrulloh Zein Maksum
1414121162
LABORATORIUM ILMU
PENYAKIT TANAMAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
tidak selalu bebas dari hama, tidak jarang menimbulkan kerusakan. Kerusakan dapat mengurangan
kuantitas atau kualitas hasil yang diharapkan sebagai akibat gangguan salah satu kendala
dalam pembangunan sektor pertanian yang berasal dari faktor biotik adalah adanya
gangguan dari OPT yang terdiri atas hama, penyakit, dan gulma (Kanius, 1995). Hama
tanaman bersifat dinamis dan perkembangannya dipengaruhi oleh lingkungan biotik
(fase pertumbuhan tanaman, populasi organisme lain, dan sebagainya) dan abiotik
(iklim, musim, agroekosistem, dan lain-lain). Pada dasarnya semua organisme
dalam keadaan seimbang (terkendali) jika tidak terganggu keseimbangan
ekologinya (Makarim, 2003).
Hama dikatakan serangga
memiliki ciri-ciri tertentu. Bagian tubuh serangga pada umumnya terdiri atas 3
daerah yaitu kepala, toraks dan abdomen. Pada kepala terdapat sepasang antena,
sepasang mata majemuk, 3 buah ocelli, serta seperangkat alat mulut. Toraks
didukung oleh 3 segmen masing-masing segmen terdapat sepasang kaki. Serangga
yang memilikisayap umumnya mempunyai 2 pasang sayap yang melekat pada segmen
ke-2 dan ke-3 dari toraks. Abdomen disokong oleh 11 segmen yang ditumbuhi oleh spirakel,
tympanum, alat genitalia dan dilengkapi oleh ovipositor (Anonim , 2006). Berdasarkan
urairan diatas maka hal yang melatar belakangi praktikum ini yaitu agar dapat
mengetahui morfologi dari serangga dan gejala serangan serta dapat mengetahui
macam – macam ordo.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum
ini adalah sebagai berikut.
1.
Untuk mengetahui jenis serangga
Exopretygota yang termasuk kedalam ordo Hemiptera.
2.
Untuk mengetahui mekanisme serangan
serangga pada tanaman.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop majemuk, cawan petri.
Adapun
bahan yang digunakan dalam praktikum adalah serangga Exopterygota : Kepik Hijau (Nezara Viridula), Walang Sangit (Leptoconsa Acuta), Kepik Polong (Riptortus Linearis), Bapak Pucung (Dysdercus Cingularis), dan Kutu Daun (Aphis Sp).
2.2 Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan
dalam praktikum sebagai berikut:
1. Praktikan
bekerja dengan kelompoknya masing-masing.
2. Mengambil
serangga exopterygota yang termasuk dalam ordo hemiptera.
3. Kemudian
diamati dibawah mikroskop.
4. Lalu
hasil dari pengamatan ditulis serta digambar.
III.HASIL
PENGAMATAN
3.1 Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan yang diperoleh dari percobaan sebagai berikut.
Kepik Hijau
|
Nama
ilmiah : Nezara
viridula
Ordo : Hemiptera
Tipe
mulut : Menusuk dan
menghisap
Metamorfosis : Tidak sempurna
(talur-nimfa-imago)
Mekanisme
serangan : Serangga menusuk dan
menghisap bulir dan batang pada padi. Nimfa dan imago merusak polong dan biji
kedelai dengan cara mengisap cairan biji.
Gejala : Kepik hijau
menyerang Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi
busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak
coklat pada kulit biji.
|
Walang Sangit
|
Nama
ilmiah : Leptoconsa acuta
Ordo
: Hemiptera
Tipe
mulut : Menusuk
menghisap
Metamorfosis
: Tidak sempurna
(telur-nimfa-imago).
Mekanisme
serangan : Nimfa dan imago mengisap bulir padi pada fase masak susu, selain itu
dapat juga mengisap cairan batang padi.
Gejala : Malai yang
diisap menjadi hampa dan berwarna coklat kehitaman, Hilangnya cairan biji menyebabkan biji padi
mengecil jika cairan, dalam keadaan tidak ada bulir yang matang susu,
maka dapat menyerang bulir padi yang mulai mengeras, dan terdapat bercak
coklat.
|
Kepik Polong
|
Nama
ilmiah : Riptortus
linearis
Ordo : Hemiptera
Tipe
mulut : Menusuk dan menghisap
Metamorfosis
: Tidak sempurna (telur-nimfa-imago)
Mekanisme
serangan : Serangga menusuk stiletnya
kekulit polong hingga mencapai biji kemudian
menghisap cairan pada biji.
Gejala : Pada polong muda
tidak berisi atau kosong, pada polong tua bijinya keriput, dan terdapat
bercak hitam pada biji.
|
Bapak Pucung
|
Nama
ilmiah : Dysdercus
cingularis
Ordo
: Hemiptera
Tipe
mulut : Menusuk dan
menghisap
Metamorfosis : Tidak sempurna
(telur-nimfa-imago)
Mekanisme
serangan : Menyerang tanaman kapas,
pada fase nimfa memakan biji buah kapas yang terbuka, pada fase dewasa
menusuk buah kapas lalu menghisap cairan biji.
Gejala : Serat kapas yang telah disrang seratnya
berarna coklat kekuningan.
|
Kutu Daun
|
Nama
ilmiah : Aphis
sp
Ordo
: Hemiptera
Tipe
mulut : Menghisap
Metamorfosis
: Tidak sempurna (telur-nimfa-imago)
Mekanisme
serangan : Menghisap cairan pada
tanaman
Gejala : Helaian daun
menggulung, warna daun pucat dan mengeriting, pada serangan berat daun
seperti terbakar, kutu juga mengeluarkan toksin melalui air
ludahnya sehingga timbul gejala kerdil.
|
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum ini
sebagai berikut:
1. Pada
praktikum dalam pengenalan serangga Exopterygota terdapat beberapa ordo yaitu
ordo Tysanoptera, Ordo Hemiptera, Ordo Isoptera, Ordo Odonata, Ordo Dermaptera,
dan Ordo Orthoptera.
2. Kelompok
serangga yang termasuk kedalam ordo Hemiptera mengalami metamorfosis tidak
sempurna.
3. Kepik
Polong yang menyerang tanaman kedelai menusukkan stilet pada kulit biji sampai
mencapai biji, lalu menghisap cairannya.
4. Serangga
Kepik Hijau dan Walang Sangit menyerang pada tanaman padi.
5. Gejala
yang ditimbulkan akibat serangan dari tiap serangga berbeda-beda satu dengan
yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Laporan Dasar-Dasar Tentang Ordo Serangga
http://www.academia.edu. Diakses pda tanggal 4 Oktober 2015 pukul 15.02
Kanisius. 1995. Hama
Sains Pestisida dan Kegunaannya. Yogyakarta. Natawigena.
Makarim, dkk.
2003. Arah dan Strategi Penelitian
Ambang Ekonomi Hama Tanaman Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Balai penelitian Tanaman Pangan Sukarami.
LAMPIRAN
No comments:
Post a Comment