KALIUM DAPAT DITUKAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang
esensial bagi tanaman. Kalium terlibat
dalam semua fraksi biokimia yang berlangsung dengan tanaman dan merupakan
batasan yang paling banyak diperlukan tanaman.
Kalium bukan penyusun bagian integral komponen tanaman, melainkan
fungsinya sebagai katalis berbagai fungsi biologis esensial (Schroeder, 1974).
Kalium juga merupakan unsur makro ketiga yang diperlukan
serelia dalam pengisian bulir. Tanaman umbi-umbian lebih banyak membutuhkan
unsur kalium karena salah satu fungsi unsur kalium adalah pembentukan
karbohidrat. Unsur kation (K, Ca, Mg dan
unsur mikro) di dalam tanah diikat pada permukaan koloid tanah, atau mineral
liat. Di dalam tanah semuanya berreaksi sesuai dengan keadaan senyawa-senyawa
yang ada didalam tanah tersebut sehingga larutan –larutan katioa akan mudah
dipertukarkan dan dapat membawa molekul positif bagi tanaman budidaya. Kation-kation itu mudah digantikan dengan
kation lain, maka kation tersebut disebut dengan kation yang dapat
ditukar. Pertukaran kation merupakan
reaksi umum terjadi dan merupakan salah satu reaksi terpenting dalam tanah.
Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini untuk
mengetahui kalium yang dapat ditukar yang terjerap pada koloid tanah yang
digunakan untuk menduga jumlah unsur hara kalium yang dapat disediakan oleh
suatu contoh tanah bagi pertumbuhan tanaman.
Selain itu, juga untuk mengetahui bagaiman cara melakukan pengujian
jumlah unsur hara kalium tanah.
1.2
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui
kadar kalium yang dapat ditukar dalam tanah
2. Mengetahui
fungsi kalium bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3. Mengetahui
bentuk kalium yang dapat diserap oleh tanah.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Kadar K biasanya di dalam tanah berkisar antara 0,5-2,5% dengan
rata-rata 1,2% tergantung keadaanmineral cadangan dan tingkat pelapukan.
Berdasarkan ketersedian K didalam tanah secara umum dapat dikelompokan menjadi
3 yaitu K tidak tersedia, K terlambat tersedia, dan K segera tersedia(Leiwababessy,
2003).
Jumlah K yang berada dalam masing-masing fraksi tersebut
dipengaruhi oleh beberapan faktor tanah, antara lain jenis dan jumlah mineral
liat, serapan hara tanaman, penggunaan pupuk, pencucian dan aktivitas proses
fiksasi pelepasan yang berlangsung di dalam tanah. Umumnya Kdd kurang dari 2% dari Kt tanah atau
berkisar antara 10-400ppm. Namun
demikian tanah-tanah yang ditanami secara intensif mengandung kdd yang
bervariasi sekitar 1-5% dari K tanah. K
dapat dipertukarkan (Kdd) didefinisikan sebagai K yang dijerap pada kompleks
permukaan koloid taah. Pada mineral liat, pdd berada pada tapakan jerapan non
spesifik, yaitu posisi plannar dan adge.
Kdd dapat berubah menjadi ukuran ketersediaan K dalam tanah. Aplikasi
pemupukan K dapat diduga berdasarkan tingkat kadar Kdd tanah. Semakin tinggi
kdd tanah, maka semakin sedikit jumlah pupuk yang perlu ditambahkan dan
begitupun sebaliknya(Schroeder, 1974).
Peranan utama dari Kdd
adalah untuk mempertahankan kadar K dalam larutan. Bila dalam tanah dijumpai vermikulit, ilit,
atau mineral tipe 2:1 lainnya, maka K dari pupuk seperti kd tidak saja menjadi
terjerap, tetapi juga terikat selamanya oleh koloid tanah. Ion K dan ammonium ketika dalam ruangan
antara unit kristal dari mineral liat yang biasanya mengembang dan menjadi
bagian integral dari kristal tersebut. K
tersebut tidak dapat digantikan oleh cara pertukaran hara yang disebut sebagai
K tidak dapat ditukar (Ktdd). Ktdd
merupakan K cadangan
walaupun pelepasannya sangat lambat sehingga dinilai
sebagai K yang relatif tidak segera tersedia bagi tanaman (Selian, 2009).
Kdd terdiri dari bentuk K struktual dan k
terfiksasi. K terfiksasi berada diantara
lapisan mineral liat mika dimana posisi tersebut tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran dengan kation lain yang berada dalam larutan tanah. Perbedaan antara K terfiksasi dengan K
struktual adalah pelepasan K dari K terfiksasi dapat balik (revesibel)
sedangkan dari struktual tidak dapat balik atau disebut dengan irreversibel
(Goulding, 1987).
Sumber K tanah dapat berasal dari bahan organik
ataupun bahan anorganik. Bahan organik umumnya memiliki kadar K rendah,
sedangkan bahan anorganik berkadar K tinggi.
K yang berasal dari hasil pelapukan bahan organik
(pupuk kandang, sisa tanaman, kotoran lumpur dan lain-lain) umumnya juga
menyumbangkan K+ anorganik yang tersedia bagi tanaman. Kadar K dalam kotoran hewan berkisar antara
0,2-2% atau 2-20 kg t-1. Sedangkan dalam sampah sekitar 4,5 kg t-1
dari bahan kering (Havlin, 1999).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
1.1
Bahan
dan Alat
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah 2 sampel tanah dan pereaksi ammonium
asetat.
Sedangkan alat yang
digunakan adalah flamefotometer, gelas ukur, tabung ukur, pipet tetes, tabung
plastik, dan timbangan serta kertas saring.
1.2
Prosedur
Kerja
Adapu prosedur kerja yang
dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
|
|
|
|
|
|
|
IV. HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Table 1.
Pengamatan pengukuran absorban seri larutan standar
Standar
|
Deret standar K (ppm)
|
||||
0
|
10
|
20
|
30
|
40
|
|
Absorbansi
|
X
|
0,80
|
1,13
|
1,65
|
1,98
|
Table 2. Hasil
analisis Kdd dalam me/100g
No
|
Tanah
|
Absorbansi (y)
|
K-dd (Me/100g)
|
1
|
A
|
1.58
|
0.93
|
2
|
B
|
1.07
|
0.59
|
4.2 Pembahasan
Telah dilakukan praktikum kalium dapat ditukar dan
didapatkan data antara lain seret standar 0= x,10=0,80 20 1,13 30=1,65 40=1,98
dan pada tanah A didapatkan adsorbansi 1,58 dan kdd sebesar 0,93 sedangkan pada
tanah B didapatkaan absorbansi 1,07 dan kdd sebesar 0,59 .Semakin besar deret
standar maka absorbansi semakin besar. Semakin besar absorbansi maka kdd dalam tanah semakin
besar,dengan hal demikian praktikumini dapat dikatakan berhasil
Secara umum fungsi
unsur hara kalium bagi tanaman adalah
membentuk dan mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan
protein mengatur kegiatan berbagai unsur mineral,menetralkan reaksi dal sel
terutama dari asam organik, menikan pertumbuhan jaringan meristem,mengatur
pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah
roboh, mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung,meningkatkan
kadar karbohidrat dan gula dalam buah, membuat biji lebih berisi dan
padat,meningkatkan kualitas buah karena bentuk,kadar,dan warna yang lebih baik
serrta membuat tanaman tahan hama dan penyakit.
Dampak yang
ditimbulkan karena kekurangan adalah daun-daun bagian bawah mengering atau
terdapat bercak seperti terbakar,tepi daun mengering seperti terbakar dan
menggulung kebawah,bunga mudah rontok dan tanaman rentan penyakit. Sedangkan
apabila kelebihan kalium adalah menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu dan
pertumbuhan tanaman terganggu sehingga tanaman mengalami defisiensi.
Metode yang digunkan
pada praktikum ini adalah penetapan kalium dalam tanah secara Flamefotometri
menurut Morgan Venema,yaitu suatu metode ukur menentukan kadar logam dalam
suatu sampel yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi non sinar
monokromatir spesifik yang dipancarkan oleh suatu logam alkali tanah pada saat
berpijar dlam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari
konsentrasi komponen logam tersebut.Prinsip dasara dari flamefotometer adalah
pancaran cahaya elektron yang diemisi dari keadaan ter ksilasi dan kemudian
kembali ke dasar.
Faktor yang
mempengaruhi ketersediaan K adalah unsur hara dibebaskan dari tempatnya daru
tempat terikat unsur tersebut,bagaiman unsur K tesebut bergerak maju menuju
perakaran dan bagaimana unsur hara tersebut diserap akar serta mineraliat
,keadaan kalsium keadaan Mg dan kelembaban tanah serta lain-lain.
ABSTRAK
KALIUM DAPAT DITUKAR
Telah dilakukan
praktikum kalium dapat ditukar yang bertujuan untuk mengetahui kadar kalium
dalam tanah mengetahui fungsi kalium dan
bentuk kalium yang diserap tanaman. Telah didapatkan data pada deret standar 0= x,10=0,80 20 1,13
30=1,65 40=1,98 dan pada tanah A didapatkan adsorbansi 1,58 dan kdd sebesar
0,93 sedangkan pada tanah B didapatkaan absorbansi 1,07 dan kdd sebesar
0,59. Fungsi K bagi tanaman adalah
membentuk dan mengangkut
karbohidrat,sebagai katalisator dalam pembentukan protein ,mengatur kegiatan
berbagai unsur mineral,menentralkan reaksi dalam sel terutama asam organik .
Kalium diserap dalam bentuk .
Kata kunci : Fungsi
K, Bentuk K diserap tanaman, K-dd.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Penetapan kadar kalium dalam tanah dengan
cara kation ditetapkan secara kuantitatif menggunakna
flamefotometer.
2.
Fungsi kalium bagi tanaman adalah untuk membentuk karbohidrat dan
pengisian bulir pada tanaman serelia
3.
Bentuk kalium yang dapat di serap adalah bentuk
KALIUM DAPAT DITUKAR
Sampel A
Y = 0,048 + 0,15
K Larutan =
x =
=
=
= 29,79
Kdd =(
=
=0,93
Sampel B
Y = 0,048 + 0,15
K Larutan =
x =
=
=
= 19.16
Kdd =(
=
=0,598
Dapusnya gaada?
ReplyDeleteDapusnya gaada?
ReplyDelete