Tuesday 27 September 2016

laporan kdd dasar-dasar ilmu tanah















KALIUM DAPAT DITUKAR


I.  PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman.  Kalium terlibat dalam semua fraksi biokimia yang berlangsung dengan tanaman dan merupakan batasan yang paling banyak diperlukan tanaman.  Kalium bukan penyusun bagian integral komponen tanaman, melainkan fungsinya sebagai katalis berbagai fungsi biologis esensial (Schroeder, 1974).

Kalium juga merupakan unsur makro ketiga yang diperlukan serelia dalam pengisian bulir. Tanaman umbi-umbian lebih banyak membutuhkan unsur kalium karena salah satu fungsi unsur kalium adalah pembentukan karbohidrat.  Unsur kation (K, Ca, Mg dan unsur mikro) di dalam tanah diikat pada permukaan koloid tanah, atau mineral liat. Di dalam tanah semuanya berreaksi sesuai dengan keadaan senyawa-senyawa yang ada didalam tanah tersebut sehingga larutan –larutan katioa akan mudah dipertukarkan dan dapat membawa molekul positif bagi tanaman budidaya.   Kation-kation itu mudah digantikan dengan kation lain, maka kation tersebut disebut dengan kation yang dapat ditukar.  Pertukaran kation merupakan reaksi umum terjadi dan merupakan salah satu reaksi terpenting dalam tanah.

Oleh karena itu dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui kalium yang dapat ditukar yang terjerap pada koloid tanah yang digunakan untuk menduga jumlah unsur hara kalium yang dapat disediakan oleh suatu contoh tanah bagi pertumbuhan tanaman.  Selain itu, juga untuk mengetahui bagaiman cara melakukan pengujian jumlah unsur hara kalium tanah.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.  Mengetahui kadar kalium yang dapat ditukar dalam tanah
2.  Mengetahui fungsi kalium bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3.  Mengetahui bentuk kalium yang dapat diserap oleh tanah.

II.  TINJAUAN PUSTAKA


Kadar K biasanya di dalam tanah berkisar antara 0,5-2,5% dengan rata-rata 1,2% tergantung keadaanmineral cadangan dan tingkat pelapukan. Berdasarkan ketersedian K didalam tanah secara umum dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu K tidak tersedia, K terlambat tersedia, dan K segera tersedia(Leiwababessy, 2003).

Jumlah K yang berada dalam masing-masing fraksi tersebut dipengaruhi oleh beberapan faktor tanah, antara lain jenis dan jumlah mineral liat, serapan hara tanaman, penggunaan pupuk, pencucian dan aktivitas proses fiksasi pelepasan yang berlangsung di dalam tanah.  Umumnya Kdd kurang dari 2% dari Kt tanah atau berkisar antara 10-400ppm.  Namun demikian tanah-tanah yang ditanami secara intensif mengandung kdd yang bervariasi sekitar 1-5% dari K tanah.  K dapat dipertukarkan (Kdd) didefinisikan sebagai K yang dijerap pada kompleks permukaan koloid taah. Pada mineral liat, pdd berada pada tapakan jerapan non spesifik, yaitu posisi plannar dan adge.  Kdd dapat berubah menjadi ukuran ketersediaan K dalam tanah. Aplikasi pemupukan K dapat diduga berdasarkan tingkat kadar Kdd tanah. Semakin tinggi kdd tanah, maka semakin sedikit jumlah pupuk yang perlu ditambahkan dan begitupun sebaliknya(Schroeder, 1974).

Peranan utama dari Kdd adalah untuk mempertahankan kadar K dalam larutan.  Bila dalam tanah dijumpai vermikulit, ilit, atau mineral tipe 2:1 lainnya, maka K dari pupuk seperti kd tidak saja menjadi terjerap, tetapi juga terikat selamanya oleh koloid tanah.  Ion K dan ammonium ketika dalam ruangan antara unit kristal dari mineral liat yang biasanya mengembang dan menjadi bagian integral dari kristal tersebut.  K tersebut tidak dapat digantikan oleh cara pertukaran hara yang disebut sebagai K tidak dapat ditukar (Ktdd).  Ktdd merupakan K cadangan

walaupun pelepasannya sangat lambat sehingga dinilai sebagai K yang relatif tidak segera tersedia bagi tanaman (Selian, 2009).

Kdd terdiri dari bentuk K struktual dan k terfiksasi.  K terfiksasi berada diantara lapisan mineral liat mika dimana posisi tersebut tidak memungkinkan terjadinya pertukaran dengan kation lain yang berada dalam larutan tanah.  Perbedaan antara K terfiksasi dengan K struktual adalah pelepasan K dari K terfiksasi dapat balik (revesibel) sedangkan dari struktual tidak dapat balik atau disebut dengan irreversibel (Goulding, 1987).

Sumber K tanah dapat berasal dari bahan organik ataupun bahan anorganik. Bahan organik umumnya memiliki kadar K rendah, sedangkan bahan anorganik berkadar K tinggi.
K yang berasal dari hasil pelapukan bahan organik (pupuk kandang, sisa tanaman, kotoran lumpur dan lain-lain) umumnya juga menyumbangkan K+ anorganik yang tersedia bagi tanaman.  Kadar K dalam kotoran hewan berkisar antara 0,2-2% atau 2-20 kg t-1. Sedangkan dalam sampah sekitar 4,5 kg t-1 dari bahan kering (Havlin, 1999).

III.  METODOLOGI PRAKTIKUM


1.1  Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah 2 sampel tanah dan pereaksi ammonium asetat.

Sedangkan alat yang digunakan adalah flamefotometer, gelas ukur, tabung ukur, pipet tetes, tabung plastik, dan timbangan serta kertas saring.


1.2  Prosedur Kerja

Adapu prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:


Ditimbang 10 g tanah kering udara lolos ayakan 2 mm
 
 
                                                                          


 


Ditambah 2 ml larutan 1 N amonium asetat pH 7
 
                                                                          


 
                                                                          
Dikocok selama 10 menit
 
 
                                                                          


Disaring menggunakan kertas saring
 
 
                                                                          



Diukur absorbannya pada flamefotometer
 
 



Diukur juga absorban larutan standar 0, 20, 20, 300 dan 40 yang telah dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan telah ditambah amonium asetat
 
 
                                                                            
                                                                            





Hasil
 
 








                                   




IV.  HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1   Hasil Pengamatan

Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
Table 1.  Pengamatan pengukuran absorban seri larutan standar
Standar
Deret standar K (ppm)
0
10
20
30
40
Absorbansi
X
0,80
1,13
1,65
1,98


Table 2.  Hasil analisis Kdd dalam me/100g
No
Tanah
Absorbansi (y)
K-dd (Me/100g)
1
A
1.58
0.93
2
B
1.07
0.59


4.2  Pembahasan

Telah dilakukan praktikum kalium dapat ditukar dan didapatkan data antara lain seret standar 0= x,10=0,80 20 1,13 30=1,65 40=1,98 dan pada tanah A didapatkan adsorbansi 1,58 dan kdd sebesar 0,93 sedangkan pada tanah B didapatkaan absorbansi 1,07 dan kdd sebesar 0,59 .Semakin besar deret standar maka absorbansi semakin besar. Semakin besar  absorbansi maka kdd dalam tanah semakin besar,dengan hal demikian praktikumini dapat dikatakan berhasil

Secara umum fungsi unsur hara kalium bagi  tanaman adalah membentuk dan mengangkut karbohidrat, sebagai katalisator dalam pembentukan protein mengatur kegiatan berbagai unsur mineral,menetralkan reaksi dal sel terutama dari asam organik, menikan pertumbuhan jaringan meristem,mengatur pergerakan stomata, memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh, mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung,meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah, membuat biji lebih berisi dan padat,meningkatkan kualitas buah karena bentuk,kadar,dan warna yang lebih baik serrta membuat tanaman tahan hama dan penyakit.

Dampak yang ditimbulkan karena kekurangan adalah daun-daun bagian bawah mengering atau terdapat bercak seperti terbakar,tepi daun mengering seperti terbakar dan menggulung kebawah,bunga mudah rontok dan tanaman rentan penyakit. Sedangkan apabila kelebihan kalium adalah menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu dan pertumbuhan tanaman terganggu sehingga tanaman mengalami defisiensi.

Metode yang digunkan pada praktikum ini adalah penetapan kalium dalam tanah secara Flamefotometri menurut Morgan Venema,yaitu suatu metode ukur menentukan kadar logam dalam suatu sampel yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi non sinar monokromatir spesifik yang dipancarkan oleh suatu logam alkali tanah pada saat berpijar dlam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi komponen logam tersebut.Prinsip dasara dari flamefotometer adalah pancaran cahaya elektron yang diemisi dari keadaan ter ksilasi dan kemudian kembali ke dasar.

Faktor yang mempengaruhi ketersediaan K adalah unsur hara dibebaskan dari tempatnya daru tempat terikat unsur tersebut,bagaiman unsur K tesebut bergerak maju menuju perakaran dan bagaimana unsur hara tersebut diserap akar serta mineraliat ,keadaan kalsium keadaan Mg dan kelembaban tanah serta lain-lain.



ABSTRAK


KALIUM DAPAT DITUKAR


Telah dilakukan praktikum kalium dapat ditukar yang bertujuan untuk mengetahui kadar kalium dalam tanah mengetahui fungsi kalium dan  bentuk kalium yang diserap tanaman. Telah didapatkan  data pada deret standar 0= x,10=0,80 20 1,13 30=1,65 40=1,98 dan pada tanah A didapatkan adsorbansi 1,58 dan kdd sebesar 0,93 sedangkan pada tanah B didapatkaan absorbansi 1,07 dan kdd sebesar 0,59.  Fungsi K bagi tanaman adalah membentuk  dan mengangkut karbohidrat,sebagai katalisator dalam pembentukan protein ,mengatur kegiatan berbagai unsur mineral,menentralkan reaksi dalam sel terutama asam organik . Kalium diserap dalam bentuk .

Kata kunci : Fungsi K, Bentuk K diserap tanaman, K-dd.


V.  KESIMPULAN


Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.  Penetapan kadar kalium dalam tanah dengan cara kation ditetapkan secara kuantitatif menggunakna flamefotometer.
2.  Fungsi kalium bagi tanaman adalah untuk membentuk karbohidrat dan pengisian bulir pada tanaman serelia
3.  Bentuk kalium yang dapat di serap adalah bentuk


KALIUM DAPAT DITUKAR


Sampel A
Y = 0,048 + 0,15
K  Larutan                   = x =
                                    =
                                    =
                                    = 29,79

Kdd                             =(
                                    =
                                    =0,93


Sampel B
Y = 0,048 + 0,15
K  Larutan                   = x =
                                    =
                                    =
                                    = 19.16

Kdd                             =(
                                    =
                                    =0,598

2 comments: