Tuesday 27 September 2016

laporan tekstur tanah dasar-dasar ilmu tanah
























TEKSTUR TANAH









LEMBAR PENGESAHAN




Judul Praktikum          : Tekstur Tanah

Tempat Praktikum      : Laboratorium Ilmu Tanah

Tanggal Praktikum     : 20 Oktober 2014

Jurusan                        : Agroteknologi

Fakultas                       : Pertanian

Kelompok                   : 8 (Delapan)








                                                                        Bandar Lampung, 20 Oktober 2014
                                                                                    Mengetahui
                                                                                        Asisten




                                                                                    Tri Fitriani
                                                                             NPM. 1114121190








I.              PENDAHULUAN




1.1    Latar Belakang


Tekstur tanah merupakan perbandingan kandungan partike-partikel tanah primer yaitu debu, liat dan pasir dengan satu massa tanah. Dari pertikel-partikel tanah tersebut mempunyai ukuran berbeda-beda yang dapat digolongkan dalam tiga fraksi seperti yang telah disebutkan di atas.
Ukuran masing-masing tekstur tanah yakni pasir berukuran 50-2000 mikron, debu berukuran 2-50 mikron dan liat berukuran <0,5-2 mikron. Butir-butir liat yang ukurannya lebih kecil dari 0,01 mikron wujudnya dalam bentuk koloid (Rafili, 1982).



Penenntuan kelas suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisis tekstur di lapangan, penetapan tekstur di laboratorium disebut analisis mekanik tanah dan penetapan tekstur tanah cara hidrometer. Karena tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan penyerapan air maka pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan untuk menentukan tekstur tanah pada suatu lahan.
Penggabungan agregat tanah disebur agregat sekunder tanah. Agregat primer tersusun dari pecahan batuan yang diselaputi oleh senyawa-senyawa hasil pelapukan.



1.2    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Menentukan kelas dari satu tekstur tanah
2.    Mengetahui cara menentukan penetapan tekstur tanah dengan cara hidrometer
3.    Mengetahui fungsi tekstur tanah bagi tanaman
4.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah.









II.                TINJAUAN PUSTAKA




Fungsi utama sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi baik secara lateral maupun horizontal dan vertikal. Hal ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk antara partikel-partikel tanah. Tekstur tanah menunjukkan kompetisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan profesi relatif antara fraksi pasir,debu dan liat. Dalam pengklasifikasian tekstur tanah terdapat sistem USDA dan internasional (Hanafiah, 2007).



Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel debu tanah, dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dlam tanah berupa kecepatan infiltrasinya, penetrasi serta kemampuan mengikat air (Kartasapoetra, 1988).



Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah. Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, berat, warna dan sifat tanah lainnya. Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara dihancurkan, disaring dan diayak dengan ayakan berukuran 2 mm. Sementara itu, sisa-sisa yang di atas ayakan dibuang. Metode ini merupakan metode hidrometer ysng membutuhksn ketelitian dalam pelaksanaannya (Hakim,1986).


Tekstur tanah dapat ditetapkan secara kualitatif di lapangan dengan memakai perasaan. Tanah yang dapat diletakkan di antara jari telunjuk dan ibu jari dan kemudian saling dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat memberi keuntungan, tetapi kadang memberikan kerugian tergantung pada tingkatan perkembangan tanah itu sampai pada batas-batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas tekstur dibedakan berdasarkan persentase kandungan pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2002).



Tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur di antaranya kasar, agak kasar, sedang, agak halus dan hancur. Kasar dan halusnya tanah dalam klasifikasi tanah ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar dari pasir. Sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi berpasir, lempung, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat sangat halus (Hardjowigeno, 1995).



Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuknya sehingga diperlukan istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu dan liat. Nama kelas ini merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang umum dikenal yakni pasir, liat dan debu (Buchman dan Brady, 1992).









III        METODOLOGI PERCOBAAN




3.1    Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah timbangan, erlenmeyer 250 ml, pengaduk listrik, hydrometer, stopwatch, termometer, gelas ukur/tabung sedimentasi dan oven.



Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanahkering udara yang lolos ayakan 2 mm, air, larutan Na-heksametafosfat 5%, Na-karbonat dan aquades.



3.2    Prosedur Kerja


a.    Penetapan tekstur tanah  menurut perasaan di lapang




 













b.    Penentuan tekstur tanah cara Hidrometer




 






































IV        HASIL DAN PEMBAHASAN




4.1    Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah:



Tabel 1
No
Tanah
H1
1
H2
T2
1
A
27
23
12
21
2
B
42
21
30
21



Tabel 2
No
Tanah
% Pasir
% Debu
% Liat
Tekstur tanah
1
A
43,84
31,44
24,72
Lempung liat berpasir
2
B
15,28
24
60,72
Liat



4.2    Pembahasan


Tekstur tanah merupakan pembagian tanah berdasarkan ukuran butir tanah. Semakin halus butir tanah maka semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah. Tanah yang cocok untuk ditanami adalah tanah yang jumlah debu, pasir dan liatnya hampir seimbang.


Dari praktikum yang telah dilakukan pada penetapan tekstur tanah, tanah A merupakan tekstur tanah lempung liat berpasir dimana terdiri dari 43,84% pasir, 31,44% debu dan 24,72% liat. Sedangkan tanah B bertekstur liat dimana terdiri dari 15,28% pasir, 24% debu dan 60,72% liat.



Berdasarkan kelas teksturnya tanah dapat dibedakan menjadi:
a.    Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir, berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung, serta lempung berpasir.
b.    Tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5% liat, atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir.
c.    Tanah bertekstur sedang atau tanah berlempung terdiri dari:
1.      Tanah bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir halus.
2.      Tanah bertekstur sedang meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir sangat halus, lempung lempung berdebu, atau debu.
3.      Tanah bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung berliat, lempung liat berpasir, atau lempung liat berdebu (Hanafiah, 2010).



Makin poros tanah maka akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah dan sebaliknya. Tanah yang baik untuk pertanaman dicerminkan oleh komposisi ideal dari kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik dari tanah bertekstur debu (Nyakpa, 1986).



Fraksi tanah pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa khusus yang sangat tahan terhadap pelapukan,sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk. Pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah yang bertekstur pasir (Hardjowigeno, 2003).



Karena lebih halus, tanah-tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih besar pada setiap satuan beratnya dan kemampuan akan menyimpan air dan haranya akan tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar (Kohnke, 1980).



Tanah yang cocok untuk dijadikan sebagai lahan penanaman adalah tanah yang banyak mengandung debu. Tanah berfraksi debu akan memudahkan akar untuk berpenetrasi dan semakin mudah air dan udara untuk bersirkulasi serta air tidak mudah hilang. Tanah berfraksi debu juga mudah lapuk sehingga lebih subur daripada tanah yang sukar lapuk.



Tanaman kakao adalah tanaman yang membutuhkan cukup banyak air. Tanaman kakao membutuhkan tanah yang bila musim hujan drainase baik dan pada musim kemarau dapat menyimpan air. Hal ini dapat terpenuhi bila tanah memiliki tekstur sebagai berikut: 50% pasir, 10-20% debu dan 30-40% fraksi lempung. Jadi, tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir. Stuktur yang remah dan agregat yang mantap dapat menciptakan aerasi yang baik dan memungkinkan perkembangan akar. Sedangkan tanah yang cocok yakni tanah regosol (Sutanto, 1994).



Tanah yang cocok untuk tanaman cabai adalah tanah yang gembur, dengan keasaman antara 5,5-6,8, kandungan unsur hara cukup seimbang, dan kaya bahan organik, serta tekstur tanah yang cocok yakni tekstur lempung liat berpasir (Widodo, 2012).


Tanaman tomat cocok ditanam di daerah yang tanahnya bertekstur lempung liat berpasir yang baik drainasenya maupun tanah bertekstur lempung liat dan lempung berdebu (Tim Penulis PS, 2012).



Tanaman yang cocok ditanam pada tanah yang bertekstur liat adalah tanaman jabon. Karena tanaman jabon cocok ditanam pada tanah yang memiliki pH diantara 4,5-8,0. Serta membutuhkan tanah dengan porositas tang baik (Warisno, 2012).



Faktor penyusun tanah yakni bahan induk dan perubahan iklim. Di daerah basah, bahan induk biasanya lebih tua daripada di daerah dingin. Di daerah dingin hampir semua tanah berasal dari bahan induk berkapur yang masih muda (Darmawijaya, 1990).









V         KESIMPULAN




Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1.    Tanah A bertekstur lempung liat berpasir sedangkan tanah B bertekstur liat.
2.    Penentuan tekstur tanah dengan hidrometer yakni untuk menghitung persentase pasir, debu dan liat.
3.    Tekstur tanah lempung liat berpasir cocok untuk ditanami tanaman kakao, cabai, tomat, dan lainnya. Sedangkan tekstur tanah liat cocok untuk tanaman jabon.
4.    Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yakni bahan induk dan perubahan iklim.









DAFTAR PUSTAKA




Buchman, H.O dan Brady, N.C. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: Brata Karya Aksara.

Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: UGM.

Hakim, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Hanafiah. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Hanafiah. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S. 2002. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Kartasapoetra, A.G. 1988. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.

Kohnken, H. 1980. Soil Physic. New Delhi: TMH ed. rata MC-Hill.publ.co.itd.

Nyakpa, N.M.Y. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung.

Rafili, S. 1982. Ilmu Tanah. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sutanto, F.X. 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengelolaan Hasil. Yogyakarta: Kanisius.

Tim Penulis PS. 2012. Budidaya Tomat secara Komersial. Jakarta: Niaga Swadaya.

Warisno, D.K. 2012. Peluang Investasi Jagon Tanaman Kayu Emas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widodo, W.D. 2012. Memperpanjang Umur Produksi Cabai. Jakarta: Niaga Swadaya.
























LAMPIRAN









PERHITUNGAN




Sampel A (Hitam)
1.  % debu + % liat =
 =  
 = 56,16%
2.  % liat =  
 =  
 = 24,72%
3.    % debu = (%debu + % liat) – (% liat)
 = 56,16% - 24,72%
 = 31,44%
4.    % pasir = 100% - (% debu + % liat)
 = 100% - 56,16%
 = 43,84%
5.    % debu + % liat + % pasir = 100%
31,44% + 24,72% + 43,84% = 100%
                               100%      = 100%
Jadi, sampel A Berhasil.



Sampel B (Merah)
1.  % debu + % liat =
 =  
 = 84,72%
2.  % liat =  
 =  
 = 60,72%
3.    % debu = (%debu + % liat) – (% liat)
 = 84,72% - 60,72%
 = 24%
4.    % pasir = 100% - (% debu + % liat)
 = 100% - 84,72%
 = 15,28%
5.    % debu + % liat + % pasir = 100%
  24% + 60,72% + 15,28% = 100%
                               100%   = 100%
Jadi, sampel B berhasil.




Keterangan:
          Sampel A : tanah lempung liat berpasir
          Sampel B : tanah liat









ACC TEKSTUR




No
Tanah
1
1
H2
T2
Tekstur
1
A (Hitam)
27
23
12
21
Lempung liat berpasir
2
B (Merah)
42
21
30
21
Liat



Pembahasan :
1.      Tanah
2.      Tanaman yang cocok pada tanah
3.      Kesalahan bila tidak 100% beserta alasannya.



Perhitungan
1.   % debu + % liat =
2.   % liat =  
3.      % debu = (%debu + % liat) – (% liat)
4.      % pasir = 100% - (% debu + % liat)
5.      % debu + % liat + % pasir = 100%
Jika 100% maka percobaan berhasil.



No comments:

Post a Comment