TEKSTUR
TANAH
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Praktikum : Tekstur Tanah
Tempat
Praktikum : Laboratorium Ilmu Tanah
Tanggal
Praktikum : 20 Oktober 2014
Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Kelompok : 8 (Delapan)
Bandar
Lampung, 20 Oktober 2014
Mengetahui
Asisten
Tri
Fitriani
NPM. 1114121190
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tekstur
tanah merupakan perbandingan kandungan partike-partikel tanah primer yaitu
debu, liat dan pasir dengan satu massa tanah. Dari pertikel-partikel tanah
tersebut mempunyai ukuran berbeda-beda yang dapat digolongkan dalam tiga fraksi
seperti yang telah disebutkan di atas.
Ukuran
masing-masing tekstur tanah yakni pasir berukuran 50-2000 mikron, debu
berukuran 2-50 mikron dan liat berukuran <0,5-2 mikron. Butir-butir liat
yang ukurannya lebih kecil dari 0,01 mikron wujudnya dalam bentuk koloid
(Rafili, 1982).
Penenntuan
kelas suatu tanah secara teliti harus dilakukan analisis tekstur di lapangan,
penetapan tekstur di laboratorium disebut analisis mekanik tanah dan penetapan
tekstur tanah cara hidrometer. Karena tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman dan penyerapan air maka pada praktikum kali ini dilakukan
pengamatan untuk menentukan tekstur tanah pada suatu lahan.
Penggabungan
agregat tanah disebur agregat sekunder tanah. Agregat primer tersusun dari
pecahan batuan yang diselaputi oleh senyawa-senyawa hasil pelapukan.
1.2
Tujuan
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan
kelas dari satu tekstur tanah
2. Mengetahui
cara menentukan penetapan tekstur tanah dengan cara hidrometer
3. Mengetahui
fungsi tekstur tanah bagi tanaman
4. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Fungsi
utama sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk
berpenetrasi baik secara lateral maupun horizontal dan vertikal. Hal ini
tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk antara partikel-partikel tanah.
Tekstur tanah menunjukkan kompetisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan
sebagai perbandingan profesi relatif antara fraksi pasir,debu dan liat. Dalam
pengklasifikasian tekstur tanah terdapat sistem USDA dan internasional
(Hanafiah, 2007).
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel debu tanah,
dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu
dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dlam tanah berupa kecepatan
infiltrasinya, penetrasi serta kemampuan mengikat air (Kartasapoetra, 1988).
Tekstur
tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah.
Partikel-partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu
berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, berat, warna dan
sifat tanah lainnya. Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut
analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering
udara dihancurkan, disaring dan diayak dengan ayakan berukuran 2 mm. Sementara
itu, sisa-sisa yang di atas ayakan dibuang. Metode ini merupakan metode
hidrometer ysng membutuhksn ketelitian dalam pelaksanaannya (Hakim,1986).
Tekstur
tanah dapat ditetapkan secara kualitatif di lapangan dengan memakai perasaan.
Tanah yang dapat diletakkan di antara jari telunjuk dan ibu jari dan kemudian
saling dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat memberi
keuntungan, tetapi kadang memberikan kerugian tergantung pada tingkatan
perkembangan tanah itu sampai pada batas-batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan
kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah dikelompokkan ke dalam 12 kelas tekstur
dibedakan berdasarkan persentase kandungan pasir, debu dan liat (Hardjowigeno,
2002).
Tanah
dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur di antaranya kasar, agak
kasar, sedang, agak halus dan hancur. Kasar dan halusnya tanah dalam
klasifikasi tanah ditunjukkan dalam sebaran butir yang merupakan penyederhanaan
dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih kasar
dari pasir. Sebagian besar butir untuk fraksi kurang dari 2 mm meliputi
berpasir, lempung, berdebu kasar, berdebu halus, berliat halus, dan berliat
sangat halus (Hardjowigeno, 1995).
Tanah
terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuknya sehingga
diperlukan istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya. Untuk
ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu dan liat. Nama kelas ini merupakan
hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga
golongan pokok tanah yang umum dikenal yakni pasir, liat dan debu (Buchman dan
Brady, 1992).
III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah timbangan, erlenmeyer 250 ml,
pengaduk listrik, hydrometer, stopwatch, termometer, gelas ukur/tabung
sedimentasi dan oven.
Sedangkan
bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanahkering udara yang lolos
ayakan 2 mm, air, larutan Na-heksametafosfat 5%, Na-karbonat dan aquades.
3.2
Prosedur Kerja
a. Penetapan
tekstur tanah menurut perasaan di lapang
b.
Penentuan
tekstur tanah cara Hidrometer
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Adapun
hasil pengamatan yang diperoleh adalah:
Tabel
1
No
|
Tanah
|
H1
|
T1
|
H2
|
T2
|
1
|
A
|
27
|
23
|
12
|
21
|
2
|
B
|
42
|
21
|
30
|
21
|
Tabel
2
No
|
Tanah
|
% Pasir
|
% Debu
|
% Liat
|
Tekstur tanah
|
1
|
A
|
43,84
|
31,44
|
24,72
|
Lempung liat berpasir
|
2
|
B
|
15,28
|
24
|
60,72
|
Liat
|
4.2
Pembahasan
Tekstur
tanah merupakan pembagian tanah berdasarkan ukuran butir tanah. Semakin halus
butir tanah maka semakin banyak air yang dapat diserap oleh tanah. Tanah yang
cocok untuk ditanami adalah tanah yang jumlah debu, pasir dan liatnya hampir
seimbang.
Dari
praktikum yang telah dilakukan pada penetapan tekstur tanah, tanah A merupakan
tekstur tanah lempung liat berpasir dimana terdiri dari 43,84% pasir, 31,44%
debu dan 24,72% liat. Sedangkan tanah B bertekstur liat dimana terdiri dari
15,28% pasir, 24% debu dan 60,72% liat.
Berdasarkan
kelas teksturnya tanah dapat dibedakan menjadi:
a. Tanah
bertekstur kasar atau tanah berpasir, berarti tanah yang mengandung minimal 70%
pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung, serta lempung berpasir.
b. Tanah
bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung minimal 37,5%
liat, atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir.
c. Tanah
bertekstur sedang atau tanah berlempung terdiri dari:
1. Tanah
bertekstur sedang tetapi agak kasar meliputi tanah yang bertekstur lempung
berpasir halus.
2. Tanah
bertekstur sedang meliputi tanah yang bertekstur lempung berpasir sangat halus,
lempung lempung berdebu, atau debu.
3. Tanah
bertekstur sedang tetapi agak halus mencakup lempung berliat, lempung liat
berpasir, atau lempung liat berdebu (Hanafiah, 2010).
Makin
poros tanah maka akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah
air dan udara untuk bersirkulasi tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari
tanah dan sebaliknya. Tanah yang baik untuk pertanaman dicerminkan oleh
komposisi ideal dari kondisi ini, sehingga tanah bertekstur debu dan lempung
akan mempunyai ketersediaan yang optimum bagi tanaman, namun dari segi nutrisi
tanah lempung lebih baik dari tanah bertekstur debu (Nyakpa, 1986).
Fraksi
tanah pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa khusus yang sangat tahan
terhadap pelapukan,sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar
dan mika yang cepat lapuk. Pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah
hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah yang
bertekstur pasir (Hardjowigeno, 2003).
Karena
lebih halus, tanah-tanah bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang lebih
besar pada setiap satuan beratnya dan kemampuan akan menyimpan air dan haranya
akan tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia
daripada tanah bertekstur kasar (Kohnke, 1980).
Tanah
yang cocok untuk dijadikan sebagai lahan penanaman adalah tanah yang banyak
mengandung debu. Tanah berfraksi debu akan memudahkan akar untuk berpenetrasi
dan semakin mudah air dan udara untuk bersirkulasi serta air tidak mudah
hilang. Tanah berfraksi debu juga mudah lapuk sehingga lebih subur daripada
tanah yang sukar lapuk.
Tanaman
kakao adalah tanaman yang membutuhkan cukup banyak air. Tanaman kakao
membutuhkan tanah yang bila musim hujan drainase baik dan pada musim kemarau
dapat menyimpan air. Hal ini dapat terpenuhi bila tanah memiliki tekstur
sebagai berikut: 50% pasir, 10-20% debu dan 30-40% fraksi lempung. Jadi, tekstur
tanah yang cocok untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir. Stuktur yang
remah dan agregat yang mantap dapat menciptakan aerasi yang baik dan
memungkinkan perkembangan akar. Sedangkan tanah yang cocok yakni tanah regosol
(Sutanto, 1994).
Tanah
yang cocok untuk tanaman cabai adalah tanah yang gembur, dengan keasaman antara
5,5-6,8, kandungan unsur hara cukup seimbang, dan kaya bahan organik, serta
tekstur tanah yang cocok yakni tekstur lempung liat berpasir (Widodo, 2012).
Tanaman
tomat cocok ditanam di daerah yang tanahnya bertekstur lempung liat berpasir
yang baik drainasenya maupun tanah bertekstur lempung liat dan lempung berdebu
(Tim Penulis PS, 2012).
Tanaman
yang cocok ditanam pada tanah yang bertekstur liat adalah tanaman jabon. Karena
tanaman jabon cocok ditanam pada tanah yang memiliki pH diantara 4,5-8,0. Serta
membutuhkan tanah dengan porositas tang baik (Warisno, 2012).
Faktor
penyusun tanah yakni bahan induk dan perubahan iklim. Di daerah basah, bahan
induk biasanya lebih tua daripada di daerah dingin. Di daerah dingin hampir
semua tanah berasal dari bahan induk berkapur yang masih muda (Darmawijaya,
1990).
V KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Tanah
A bertekstur lempung liat berpasir sedangkan tanah B bertekstur liat.
2. Penentuan
tekstur tanah dengan hidrometer yakni untuk menghitung persentase pasir, debu
dan liat.
3. Tekstur
tanah lempung liat berpasir cocok untuk ditanami tanaman kakao, cabai, tomat,
dan lainnya. Sedangkan tekstur tanah liat cocok untuk tanaman jabon.
4. Faktor
yang mempengaruhi tekstur tanah yakni bahan induk dan perubahan iklim.
DAFTAR
PUSTAKA
Buchman,
H.O dan Brady, N.C. 1992. Ilmu Tanah.
Jakarta: Brata Karya Aksara.
Darmawijaya,
M. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta:
UGM.
Hakim,
dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Lampung: Universitas Lampung.
Hanafiah.
2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hanafiah.
2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Hardjowigeno,
S. 1995. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Hardjowigeno,
S. 2002. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Hardjowigeno,
S. 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Kartasapoetra,
A.G. 1988. Pengantar Ilmu Tanah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kohnken,
H. 1980. Soil Physic. New Delhi: TMH
ed. rata MC-Hill.publ.co.itd.
Nyakpa, N.M.Y.
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
Lampung: Universitas Lampung.
Rafili,
S. 1982. Ilmu Tanah. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Sutanto, F.X.
1994. Tanaman Kakao Budidaya dan
Pengelolaan Hasil. Yogyakarta: Kanisius.
Tim Penulis PS.
2012. Budidaya Tomat secara Komersial.
Jakarta: Niaga Swadaya.
Warisno, D.K.
2012. Peluang Investasi Jagon Tanaman
Kayu Emas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Widodo, W.D. 2012.
Memperpanjang Umur Produksi Cabai.
Jakarta: Niaga Swadaya.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Sampel
A (Hitam)
1. %
debu + % liat =
=
= 56,16%
2. %
liat =
=
= 24,72%
3. %
debu = (%debu + % liat) – (% liat)
= 56,16% - 24,72%
= 31,44%
4. %
pasir = 100% - (% debu + % liat)
= 100% - 56,16%
= 43,84%
5. %
debu + % liat + % pasir = 100%
31,44% + 24,72% + 43,84% = 100%
100% = 100%
Jadi,
sampel A Berhasil.
Sampel
B (Merah)
1. %
debu + % liat =
=
= 84,72%
2. %
liat =
=
= 60,72%
3. %
debu = (%debu + % liat) – (% liat)
= 84,72% - 60,72%
= 24%
4. %
pasir = 100% - (% debu + % liat)
= 100% - 84,72%
= 15,28%
5. %
debu + % liat + % pasir = 100%
24% + 60,72% + 15,28% =
100%
100% = 100%
Jadi,
sampel B berhasil.
Keterangan:
Sampel A : tanah lempung liat
berpasir
Sampel B : tanah liat
ACC TEKSTUR
No
|
Tanah
|
H1
|
T1
|
H2
|
T2
|
Tekstur
|
1
|
A (Hitam)
|
27
|
23
|
12
|
21
|
Lempung liat berpasir
|
2
|
B (Merah)
|
42
|
21
|
30
|
21
|
Liat
|
Pembahasan
:
1. Tanah
2. Tanaman
yang cocok pada tanah
3. Kesalahan
bila tidak 100% beserta alasannya.
Perhitungan
1. %
debu + % liat =
2. %
liat =
3. %
debu = (%debu + % liat) – (% liat)
4. %
pasir = 100% - (% debu + % liat)
5. %
debu + % liat + % pasir = 100%
Jika 100% maka
percobaan berhasil.
No comments:
Post a Comment